”Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: Sesungguhnya Aku termasuk orang-orang muslim?” (QS Fushshilat : 33)
 
Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia Berjuang tegakkan ketauhidan Untuk Kemuliaan, Berbekal ilmu iman yang mendalam Mahasiswa Muslim Indonesia, Intelektual Masyarakat Beriman, Islam Jiwa Perjuangan, Kebatilan adalah musuh insan, Islam jalan perjuangan Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia, Berjuang tegakkan kebenaran, Ciptakan Masyarakat Bermoral, Berbekal ilmu iman yang mendalam, Perbaikan tradisi dalam berjuang, Memimpin ummat gapai kemenangan, Persaudaraan watak dalam berjuang, Solusi islam dalam perjuangan

Kamis, 20 Juni 2013

PERNYATAAN SIKAP KENAIKAN HARGA BBM KESATUAN AKSI MAHASISWA MUSLIM INDONESIA PP KAMMI

0 komentar

 

Hak rakyat Indonesia untuk mendapat kesejahteraan menjadi semakin jauh dari apa yang diharapkan.  Pada Mei 2013 sebagai cara menyehatkan fiskal (keuangan) dan beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2013 pemerintah membenarkan keputusan rencana penaikan harga BBM bersubsidi.  Menurutnya, negara mengalami defisit 1,65 persen atau Rp 153,3 triliun. Penerimaan negara diperkirakan hanya sebesar Rp 1.529,7 triliun sedangkan belanja negara bisa mencapai Rp 1.683 triliun. Ia menyalahkan subsidi BBM membengkak menjadi Rp 297,7 triliun (dari Rp 193,8 triliun sebelumnya) telah menjadikan alokasi khusus subsidi sebesar Rp 446,8 triliun dari Rp 317,2 triliun sebelumnya. Apalagi ditambah masalah lonjakan konsumsi BBM bersubsidi yang diperkirakan meningkat menjadi 48-50 juta kilo liter (kl) di tahun 2013 sedangkan kuota berdasarkan APBN 2013 adalah 46 juta kl.
Tentunya, alasan kuat lain yakni penggunaan BBM oleh golongan yang tak berhak yakni orang mampu dan dan para penimbun yang cari untung besar lewat spekulasi.  Rezim beralasan tertundanya penaikan harga premium dan solar (menjadi Rp 6.000/liter dari Rp Rp 4.500/liter) akan dapat menjadikan bengkaknya hutang pemerintah tahun 2013 mencapai Rp 213 triliun. Ini terkait dengan anggaran subsidi BBM beserta kompensasinya memerlukan Rp 50-Rp 60 triliun.
Itu juga berarti defisit anggaran akan melebar dari 153,3 triliun menjadi Rp 353,6 triliun atau 3,83 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB). Menurut aturan negara, prosentase defisit tersebut melanggar Undang-undang (UU) APBN 2013 yang hanya dapat mentolerir defisit di bawah tiga persen. Faktor lain yang dianggap turut menggerogoti anggaran adalah menurunnya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS. Selama ini, impor BBM menggunakan hutang yang sebagian besar dalam bentuk mata uang dollar AS.  Demikian alasan pemerintah yang mendasari ajuan penaikan harga premium menjadi Rp 6.500/liter dan solar Rp 5.500/liter pada bulan Mei ini.
Padahal pembengkakan pengeluaran APBN 2013 tidak hanya berasal dari faktor subsidi, tapi dimungkinkan pula oleh risiko fiskal yang membesar, pembayaran utang yang lebih banyak karena depresiasi rupiah, atau pos lainnya.  Ketika subsidi BBM terus meningkat, penerimaan negara dari sektor migas juga meningkat. Pada tahun 2005, penerimaan migas baru mencapai Rp 138,9 triliun. Lalu, pada tahun 2010 penerimaan menjadi Rp 220 triliun. Tahun 2012 lalu, penerimaan migas mencapai 265,94 Triliun.
Kajian dan penelitian ECONIT justru menemukan fakta 65% BBM bersubsidi dinikmati oleh keluarga berpendapatan 4 USD (Dollar AS) ke bawah. Sementara sisanya dinikmati oleh keluarga berpendapatan 4 USD ke atas.  BBM bersubsidi dikonsumsi oleh sebanyak 64 persen kendaraan bermotor dan mobil sebanyak 36 persen. Kita tahu, motor bukan lagi barang mewah di Indonesia. Dan banyak rakyat miskin menggantungkan hidup dari profesi sebagai tukang ojek.
Lantas kemanakah alokasi anggaran tersebut akan diberikan, data dari FITRA menjelaskan bahwa skema pengalihan tersebut diperuntukan untuk BLSM sebesar Rp. 11,6 T dihamburkan untuk 15,5 juta Rumah Tangga Miskin di Indonesia padahal menurut data BPS ada sekitar 29 Juta Rakyat miskin di Indonesia. Sekitar 13,5 juta rakyat tidak akan mendapatkan BLSM yang akan berpotensi konflik horizontal. Begitu juga kebijakan proteksi sosial terhadap rakyat miskin akibat dampak kenaikan harga BBM sebesar 18-30 persen yang berbuah inflasi hampir tujuh persen. Kebijakan itu bukan niat baik memberikan solusi pada rakyat melainkan politik akal-akalan rezim agar mendapat dukungan rakyat kembali setelah hancur lebur akibat skandal korupsi.
Maka, segera akan dikeluarkan proyek proteksi sosial palsu yang bernama Percepatan dan Program Perluasan Perlindungan Sosial (P4S) yang membutuhkan dana sekitar Rp 29 sampai 31 triliun yang tertuang dalam Rancangan APBN Perubahan (APBN-P) tahun 2013.  Proyek P4S dibagi dalam empat skema, yaitu:
  • Pertama, Pembagian Beras miskin (Raskin). Program ini akan ditambah 3-4 kali atau 15-16 kali dalam setahun sebesar 38 kg perbulan per rumah tangga miskin. Ini membutuhkan tambahan anggaran Rp 4,3-5,7 triliun dari alokasi sekarang Rp 17,1 triliun. Rezim berilusi dapat menekan angka kemiskinan sebesar 1,2 persen atau tiga juta jiwa.
  • Kedua, Program Keluarga Harapan. Ini untuk keluarga sangat miskin yang memiliki ibu hamil atau menyusui dan anak-anak 0-15 tahun. Rezim menargetkan dapat menekan angka kemiskinan 0,25 persen melalui dana program sebesar Rp 3,1 triliun.
  • Ketiga, Bantuan Siswa Miskin. Program ini menargetkan 8,7 juta siswa dengan bantuan setiap siswa Rp 400 ribu per tahun.
  • Keempat, Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) yang diberikan kepada sekitar 15,5 juta orang dengan besaran Rp 150 ribu setiap orang per bulan untuk 4-5 bulan.

Rezim menyakinkan rakyatnya bahwa melalui skema P4S maka mengurangi defisit belanja negara pada akhir tahun sebesar Rp 14 triliun sampai Rp 36 triliun, atau sebesar 1,9 persen-2,3 persen dari PDB.  Seperti modus sebelumnya, program ini juga jadi kampanye terselubung klik SBY sebagai  “investasi politik“ untuk dapat menarik dukungan rakyat pada pemilihan umum tahun 2014.
Maka dari hal tersebut diatas PP KAMMI menyatakan sikap bahwa:
  1. Kenaikan harga BBM adalah sesuatu yang sudah dapat di prediksi sejak lama, dan semestinya pemerintah memiliki cara untuk tidak terjebak pada proses penindasan rakyat dengan cara menaikkan BBM.
  2. Liberalisasi sektor hulu hilir migas adalah proyek neoliberal yang tidak ada kompromi untuk menyepakatinya.  Dan jangan berikan ruang untuk pemain asing untuk dapat bermain didalam bisnis BBM di Indonesia.
  3. Belajar dari BLT bahwa sebagian besar warga miskin menggunakan dana BLT untuk konsumsi selama beberapa hari saja.  Padahal, dampak kenaikan harga BBM berjangka panjang dan berdimensi luas.  Maka proyek P4S bukan lah solusi dalam permasalahan ini.
  4. Kita harus menolak tegas ketika Pemerintah menanamkan menghendaki supaya rakyat Indonesia merasa dan berpikir bahwa dengan sendirinya kita harus membayar bensin dengan harga dunia, agar dengan demikian semua perusahaan minyak asing bisa memperoleh laba dengan menjual bensin di Indonesia, yang notabene minyak mentahnya dari Indonesia sendiri.
  5. Kenaikan harga BBM dan instrumen pengimbang yang dijanjikan pemerintah setelah itu hanyalah komoditas politik untuk meningkatkan popularitas yang tidak dapat kita toleransi dan kita maklumi.

Sehingga Kesatauan Aksi Mahasiswa Muslim Indnesia (KAMMI) menghimbau dan menyerukan kepada segenap elemen masyarakat bahwa:
  • Kenaikan harga BBM hanyalah rekayasa yang di buat leh pemerintah di dalam mengalihkan perhatian publik terkait banyaknya rentetan kasus yang menghujani rezim mereka.
  • Tidak ada kompromi dalam kenaikan harga BBM, kecuali “Menolak dengan Keras Terhadap Kedzoliman dan Penindasan yang di lakukan oleh rezim SBY”.
  • Dengan harga barang semakin mahal, daya beli masyarakat menurun, kemiskinan dan pengangguran bertambah, usaha kecil semakin terpukul, hilangnya kedaulatan energy akibat dominasi asing.  Mari kita bersama – sama turun aksi untuk melawan penindasan ini dan suarakan kebenaran.
Demikian pernyataan sikap ini kami buat, untuk dapat di cermati dan di sikapi bersama.

Dikeluarkan di : Jakarta
Pada tanggal : 07 Sya’ban 1434 H          15 Juni 2013 M


Pengurus Pusat
KESATUAN AKSI MAHASISWA MUSLIM INDONESIA (PP KAMMI)


Andriyana, S.T.
Ketua Umum Periode 2013 – 2015

0 komentar:

Posting Komentar