”Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: Sesungguhnya Aku termasuk orang-orang muslim?” (QS Fushshilat : 33)
 
Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia Berjuang tegakkan ketauhidan Untuk Kemuliaan, Berbekal ilmu iman yang mendalam Mahasiswa Muslim Indonesia, Intelektual Masyarakat Beriman, Islam Jiwa Perjuangan, Kebatilan adalah musuh insan, Islam jalan perjuangan Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia, Berjuang tegakkan kebenaran, Ciptakan Masyarakat Bermoral, Berbekal ilmu iman yang mendalam, Perbaikan tradisi dalam berjuang, Memimpin ummat gapai kemenangan, Persaudaraan watak dalam berjuang, Solusi islam dalam perjuangan

Jumat, 21 Juni 2013

Genealogi Intelegensia Muslim dan Politik Indonesia

0 komentar

Judul Buku : Intelegensia Muslim dan Kuasa: Genealogi Intelegensia Muslim Indonesia Abad Ke-20
Penulis : Yudi Latif
Penerbit : Mizan, Bandung
Cetakan : Pertama, 2005
Tebal : xx + 740 halaman

Perjalanan sejarah manusia tidaklah berjalan mulus, dalam bentuk jalan lurus yang bisa dimanipulasi oleh superioritas pengetahuan dan kekuasaan. Hal ini sebagaimana terpotret dalam perjalanan sejarah Indonesia, lewat praktek hegemoni-kolonial, mitos zakelijkheid Belanda dan kekuatan Jepang terbukti tidak mampu mengontrol sejarah Indonesia. Juga kediktatoran ORLA dan ORBA yang akhirnya runtuh karena adanya kekuatan perlawanan atau konter-hegemonik.
Erat kaitannya dengan superioritas pengetahuan dan kekuasaan, gambaran mengenai intelegensia muslim Indonesia mengalami pasang surut, baik secara politis maupun intelektual. Transformasi intelegensia muslim Indonesia yang semula termarjinalkan, dari dunia intelektual, politik dan birokrasi Indonesia menuju posisi sentral, adalah gambaran dari perjalanan panjang intelegensia muslim Indonesia. Rentang waktu awal Abad ke-20 hingga penghujung Abad ke-20, perjalanan intelegensia muslim Indonesia memiliki dua corak relasi, yaitu bersifat sinkronik dan diakronik.
Buku dari hasil sebuah studi penelitian (disertasi) Yudi Latif yang berjudul Intelegensia Muslim dan Kuasa: Genealogi Intelegensia Muslim Indonesia Abad Ke-20 ini, bermaksud memahami dan memaparkan kesinambungan dan perubahan-perubahan yang berlangsung dalam gerak perkembangan intelegensia muslim Indonesia. Pemaparan relasi intelegensia muslim Indonesia dengan kuasa, yang bercorak sinkronik dan diakronik adalah fokus dari kajian buku ini. Sementara penggunaan pendekatan dinamis dalam penelitiannya dimaksudkan untuk mendapatkan pemahaman yang obyektif mengenai kesinambungan dan perubahan-perubahan dalam pembentukan genealogi intelegensia muslim dan pembentukan elit politik Indonesia (hal. 5).
Studi penelitian Yudi Latif ini diawali dengan bertitik tolak dari Abad ke-19, yaitu, memotret konteks kolonial yang di dalamnya kaum intelegensia muslim telah mendapatkan pendidikan dan mampu menciptakan ruang aktualisasi diri di tengah masyarakat kolonial.
Dari studi itu menghasilkan pemahaman bahwa kemunculan intelegensia Indonesia pada akhir Abad ke-19 hingga dua dekade pertama Abad ke-20, termanifestasikan dalam beberapa nama yang senantiasa berevolusi, mulai dari lahirnya tokoh-tokoh kemadjoean kemudian mendekonstruksi menjadi bangsawan oesoel, kaoem muda hingga terciptanya kaoem terpeladjar atau pemuda terpelajar atau jong. Di mana kemunculan intelegensia ini dilatarbelakangi oleh terjadinya reformasi etis Hindia Belanda akibat krisis ekonomi liberal di Hindia Belanda. Selain itu juga ditandai dengan masuknya paham reformisme modernisme Islam yang berusaha mengimbangi pendalaman arus sekularisme Barat.

Pada abad ke-20 perjalanan intelegensia muslim Indonesia ditandai dengan munculnya kaum intelegensia dan pelbagai pergulatannya dalam mencari pengakuan dan otoritas politik. Pada penghujung Abad ke-20 hingga fajar Abad ke-21 terjadi banyak perubahan rezim sistem baik ekonomi maupun politik dan kekuasaan yang silih berganti, masa ini juga diwarnai dengan krisis ekonomi dan terjadi era reformasi yang kedua setelah reformasi etis Hindia Belanda.

Maka, dapat dikatakan bahwa dunia perpolitikan Indonesia dari awal Abad-20 hingga akhir Abad-20 secara historis ditandai dengan keterlibatan secara aktif dan pertarungan memperebutkan kekuasaan kaum intelegensia muslim Indonesia. Oleh karenanya pembentukan elit-politik dan birokrasi Indonesia senantiasa tidak bisa lepas dari perkembangan dan perubahan peta intelegensia muslim Indonesia. Bahkan, intelegensia muslim Indoneisa menjadi inti dari elit-politik Indonesia, mulai sejak diterapkannya Politik Etis Belanda hingga rezim pasca reformasi.
Upaya Yudi Latif dalam menelaah genealogi intelegensia muslim Indonesia dan hubungannya dengan pertarungan “kuasa” (power) di Indonesia Abad ke-20 ini, menggunakan metode interaktif, interdisipliner dan intertekstual dengan pendekatan dinamis dan kerangka waktu longue duree. Sementara pisau analitis kritisnya mengadopsi dari pemikiran dan ide-ide para filosof kontemporer seperti Karl Mannheim, Antonio Gramschi, Michael Foucault, dan Jurgen Habermas. Di mana, dia tidak mau terjebak dengan kerangka teori mereka dalam menelaah genealogi intelegensia muslim Indonesia. Namun, pemikiran mereka hanya dijadikan sebagai sumber inspirasi, kemudian dia memodifikasi dan menyesuaikan pemikiran mereka menjadi sebuah kerangka analitis tersendiri.
Pendekatan dan metode yang digunakan dalam peneliti ini merupakan sikap kritis dan ketidakpuasanya atas fenomena bias Weberian dalam memahami masyarakat dan sejarah Indonesia. Sebagaimana yang dilakukan oleh para peneliti sebelumnya seperti konsep intelektual Julien Benda, asal-usul dan formasi elit nasionalnya Robert Van Niel, konsep solidarity makers dan administrator elit Indonesianya Herbert Feith dan sebagainya. Kritik peneliti penggunaan pendekatan Weberian adalah tidak peka terhadap konteks sosio-historis dan formasi sosial dari masyarakat. Sehingga dalam kerangka waktunya tidak ada satupun penelitian mereka yang membahas dalam kerangka waktu longue duren.
Dengan pendekatan dinamis, Yudi Latif mampu menunjukkan bahwa sepanjang Abad ke-20 intelegensia muslim Indonesia terdapat jaringan diakronik intelektual muslim yang bersifat lintas generasi, yang memungkinkan terciptanya kontinuitas tradisi-tradisi politik dan intelektual muslim. Sementara, dari pendekatan interaktif, menunjukkan bahwa formulasi ideologis dan strategi-strategi kuasa dari sebuah generasi intelegensia muslim tidak bisa dilepaskan dari adanya pengaruh generasi sebelumnya, kelompok lain dan interplay antar-beragam medan relasi kuasa. Dan pendekatan intertekstual, menunjukkan adanya interdependensi dari teks-teks antar generasi intelegensia muslim Indoensia dan juga adanya kesalinghubungan antar teks-teks dan formasi diskursif dan nondiskursif (hal. 655).

Sebagai sebuah kajian sosiologis yang fundamental, buku ini telah menghadirkan sebuah wacana kritis mengenai intelegensia muslim dan dunia elit-politik indonesia, serta telah mampu menguak sisi lain dengan sebuah persepsi baru mengenai sejarah Indonesia. Tentunya juga telah mampu menggambarkan peta genealogi intelegensia muslim Indonesia Abad Ke-20.

Meski menggunakan pendekatan dinamis dengan kerangka waktu longue duren. Sebagai sebuah kajian sejarah, buku ini masih belum mampu meneropong dari seluruh elemen yang berkaitan dengan intelegensia muslim Indonesia dan relasinya dengan kuasa, seperti aliran tarekat, gerakan Islam tradisional, intelegensia yang lahir dari Islam fundamental dan sebagainya.
 
Oleh: Moh. Yasin

0 komentar:

Posting Komentar